( Akhir Penantian Tiga Singa )
DARI Amerika, Piala Dunia kembali diselenggarakan di Eropa. Inggris
yang sudah menunggu selama 16 tahun sejak berpartisipasi di turnamen
ini, mendapat kesempatan untuk menjadi tuan rumah. Dan, mereka sangat
optimistis bisa mengakhiri penantian untuk merengkuh trofi paling
bergengsi ini setelah menembus perempat final di Cile 1962.
Dengan sejumlah pemain top dan sedang berada di usia matang, Pelatih
Alf Ramsey merasa timnya punya potensi untuk menyingkirkan lawan mana
pun. Banks, Moore, Charltons, Greaves, Hurst dan Hunt, merupakan deretan
nama yang menjadi andalan "The Three Lions".
Namun menjelang bergulirnya turnamen ini, panitia sempat pusing tujuh
keliling karena trofi yang diberi nama Jules Rimet ini dicuri, saat
dilakukan pameran pada bulan Maret di Central Hall, Westminster. Situasi
semakin runyam lantaran panitia merasa tak sanggup untuk membuat trofi
baru yang mirip dengan aslinya, yang memang unik dan sulit ditiru.
Beruntung, di tengah kegalauan itu muncul kabar menggembirakan.
Adalah seekor anjing bernama Pickles, yang memecahkan persoalan rumit
tersebut, satu minggu setelah kasus pencurian itu. Binatang yang
memiliki penciuman paling tajam ini mengendus keberadaan trofi tersebut
di sekitar semak belukar di Norwood, London Selatan. Ternyata benar,
setelah diperiksa ternyata trofi tersebut dibungkus dengan kertas koran.
Alhasil, persiapan turnamen ini bisa berlangsung lancar lagi.
Inggris yang mendapat dukungan dari suporter fanatiknya mengawali
kejuaraan ini dengan hasil yang kurang memuaskan karena hanya bermain
imbang tanpa gol melawan Uruguay. Ini membuat mereka banyak mendapat
kritikan. Meskipun demikian, pasukan Ramsey yang tergabung di Grup A
bersama Uruguay, Perancis dan Meksiko tersebut bisa keluar dari tekanan,
dan mereka akhirnya menjadi juara grup, dan lolos ke perempat final,
didampingi Uruguay.
Di Grup B yang dihuni tim-tim keras, Jerman Barat dan Argentina
menjadi yang terbaik, setelah menyisihkan Spanyol dan Swiss. Di sini
lahirlah bintang muda Jerman, Franz Beckenbauer, yang bermain cemerlang
di fase penyisihan grup ini. Dia mencetak dua gol ketika Jerman mencukur
Swiss 5-0.
Argentina yang diperkuat pemain-pemain top seperti Rattin, Artime dan
Onega, mengikuti jejak Jerman Barat karena menjadi runner-up. Hasil ini
terbilang kurang memuaskan, karena mereka difavoritkan akan menjadi
juara grup. Tetapi ketika melawan Jerman, Argentina hanya bermain imbang
0-0. Kejutan lain di grup ini adalah tersingkirnya Spanyol, sang juara
Eropa. Padahal, "El Matador" datang dengan membawa seluruh kekuatannya
seperti Gento, Suarez dan Del Sol.
Dari Grup C, Brasil sempat mengawali pertandingannya dengan hasil
meyakinkan. Tendangan bebas spektakuler Pele dan Garrincha membawa
"Selecao" menang 2-0 atas Bulgaria. Tetapi juara 1958 dan 1962 ini
mendapat masalah besar saat menghadapi Hungaria, karena Pele tidak bisa
tampil lantaran cedera. Sebaliknya, dua bintang Hungaria Florian Albert
dan Ferenc Bene, mencuri perhatian dengan aksi-aksi menawan, yang
membawa negara mereka menang 3-1 atas sang juara bertahan.
Di grup ini, Portugal yang merupakan tim debutan, menjadi jawara.
Eusebio, yang berdampingan dengan Torres, Augusto, Simoes dan Coluna,
membawa tim "Samba Eropa" ini maju ke perempat final. Bahkan pada
pertandingan terakhir penyisihan grup, mereka meruntuhkan keperkasaan
Brasil lewat kemenangan 3-1, untuk memastikan diri menjadi juara grup.
Sebaliknya bagi Brasil, kekalahan ini membuat mereka tersisih, dan
berakhirlah kiprah para pemain top seperti Garrincha, Bellini dan
Orlando.
Kejutan besar juga terjadi di Grup D. Sama seperti Portugal, Uni
Soviet yang sangat solid karena diperkuat Yashin, Shesterniev dan
Porkuyan, juga menyapu bersih tiga pertandingan penyisihan sehingga
mereka menjadi juara grup. Korea Utara pun tak ketinggalan. Tim debutan
Asia yang dikalahkan Uni Soviet 0-3 ini juga lolos ke perempat final
sebagai runner-up grup, setelah menahan imbang Chili dan menaklukkan
Italia 1-0. Inilah kejutan yang paling mencengangkan dalam sejarah Piala
Dunia.
Selanjutnya, Korea Utara yang merupakan tim dengan materi termuda di
Piala Dunia ini, sempat merajut impian untuk masuk semifinal. Melawan
Portugal di perempat final, mereka sudah memimpin 3-0 sampai dengan
turun minum. Sayang, di paruh kedua Korea Utara tak mampu
mempertahankannya, ketika Eusebio mencetak empat gol untuk melengkapi
kesuksesan Portugal yang akhirnya lolos dengan kemenangan 5-3--ini juga
masih menjadi sebuah sejarah di Piala Dunia, di mana sebuah tim
tertinggal tiga gol, tetapi mampu mengejar dan menang.
Partai lainnya di babak delapan besar, Jerman Barat menggunduli
Uruguay 4-0. Pertandingan dengan skor mencolok ini diwarnai dengan dua
kartu merah yang diberikan kepada pemain Uruguay, sehingga Jerman Barat
tak terlalu kesulitan untuk meraih tiket ke semifinal. Langkah yang sama
dijuga dicapai Uni Soviet. Mengandalkan pertahanan yang kokoh, tim
"Beruang Merah" ini mampu mempertahankan keunggulan 2-1 atas Hungaria
dan mereka untuk pertama kalinya mencatat sejarah lolos ke semifinal.
Sementara itu di London, duel seru dan menegangkan terjadi antara
Inggris vs Argentina. Bermain dengan penuh semangat karena mendapat
dukungan dari suporter fanatiknya, tuan rumah bisa menjebol gawang
Argentina. Geoff Hurst yang menjadi bintang pertandingan ini, karena
dialah yang mencetak gol tunggal ketika pertandingan tersisa 12 menit,
untuk membawa Inggris ke semifinal dan bertemu Portugal.
Di babak empat besar ini, muncullah sosok Bobby Charlton karena
permainannya sangat memukau. Ini mungkin menjadi aksi terbaik Charlton
bersama timnas Inggris, karena bintang klub Manchester United tersebut
yang meloloskan Inggris ke final lewat dua golnya, sehingga mereka
mengalahkan Portugal 2-1. Satu-satunya gol Portugal dihasilkan oleh
pemain legendarisnya, Eusebio, lewat titik penalti.
Di semifinal lainnya, Jerman Barat menaklukkan Uni Soviet 2-1. Di
sini Beckenbauer mencetak gol spektakuler, karena tembakannya dari jarak
jauh tak mampu dihalau Yashin, salah satu kiper terbaik sepanjang masa.
Yashin juga kembali harus dua kali memungut bola dari dalam jaringnya
pada pertandingan perebutan tempat ketiga, ketika Eusebio memborong dua
gol Portugal yang meraih kemenangan 2-1, sekaligus membawanya menjadi
top skor--lebih banyak tiga gol dari striker Jerman Helmut Haller.
Pada partai final, Ramsey membuktikan bahwa prediksinya benar, yaitu
bahwa Inggris menjadi juara Piala Dunia 1964 ini. Bermain di Wembley
yang merupakan stadion kebanggaan negara tersebut, Inggris tampil penuh
gairah.
Namun publik tuan rumah sempat terhenyak ketika Haller menjebol
gawang Gordon Banks pada menit ke-12. Beruntung, hanya berselang enam
menit Hurst berhasil menyamakan kedudukan, ketika dia dengan sempurna
mengonversi umpan Bobby Moore menjadi gol. Skor 1-1 bertahan sampai
jeda.
Di babak kedua, tepatnya menit ke-78, Martin Peters membuat stadion
seolah runtuh oleh gemuruh penonton yang bersorak kegirangan. Striker
Inggris ini mengoyak jala Hans Tilkowski yang membuat Inggris unggul 2-1
dan bertahan sampai menit ke-89.
Dalam waktu yang tersisa, publik Inggris tampaknya sudah merasa
timnya akan menjadi juara dunia dan mereka siap-siap menggelar pesta.
Tetapi, Wolfgang Weber merusak semuanya karena di masa injury time dia
bisa menyamakan skor menjadi 2-2, dan memaksa perpanjangan waktu.
Pada extra time ini, Hurst kembali membuat 96.924 penonton
berjingkrak kegirangan karena dia membawa Inggris unggul 3-2, saat
pertandingan memasuki menit ke-101. Gol ini juga yang sampai sekarang
terus menjadi kontroversi, karena para pemain Jerman Barat menilai bola
yang memantul dari mistar, belum melewati garis gawang, meskipun wasit
Gottfried Dienst dari Swiss mengesahkannya.
Di tengah keraguan kubu lawan tentang gol tersebut, Hurst membuat gol
ketiganya dalam pertandingan itu--satu-satunya hat-trick di partai
final yang sampai sekarang belum disamakan. Pada menit ke-120, Hurst
kembali memaksimalkan umpan Moore dan memastikan Inggris menang 4-2, dan
membuat "The Three Lions" mengakhiri penantian untuk menyabet gelar
juara paling bergengsi di dunia tersebut.
Sumber Tribun news.com